Nellie Bly, Sosok Jurnalis dengan Kemampuan Menyamar yang Mencengangkan

Kalau "kang" bakso maupun bakmi keliling biasanya identik dengan penyamaran para intel kepolisian di negeri kita, pernahkah terlintas di pikiran bahwa bisa jadi yang sedang pura-pura melayani pembeli tersebut justru adalah seorang jurnalis atau wartawan?

Photo by britannica.com

Begitulah kira-kira Nellie Bly, seorang jurnalis perempuan berkebangsaan Amerika yang telah "memainkan banyak peran" untuk menggali informasi selama dinas jurnalisme investigasinya, mulai dari keluar-masuk penjara sebagai tahanan sampai berpura-pura gila. Meski akting Nellie Bly tampaknya sangat mengesankan, tetapi expose satu ini justru lebih dikenal akan prestasinya memecahkan rekor mengelilingi dunia dalam kurun waktu 72 hari saja. 

Meski jaman dulu investigative journalism cukup lumrah dilakukan, Bly menjadi wanita pertama yang melakukan liputan dengan penyamaran seperti ini. Lantas, seperti apa, sih, sepak terjang reporter cerdik ini dalam mengelabui "sasaran"-nya?

Tentu bukan perannya sebagai pedagang bakso atau mbak-mbak penjual jamu yang menjadi keahliannya, akan tetapi akting cemerlangnya sebagai sosok vital yang punya banyak akses ke sumber informasi yang membuktikan kehebatan skill jurnalisme Bly. Wanita berparas lugu ini pernah berpura-pura jadi seorang buruh pabrik di kota New York dan menceritakan bagaimana sulitnya menjadi pekerja wanita di kotanya lewat surat kabar Pittsburgh Dispatch. 

Tak hanya itu, ia bahkan pernah dengan nekat sengaja ditangkap polisi dan dimasukkan ke penjara wanita. Berkat hasil investigasinya, pihak pemerintah kota setempat pun menggagas adanya sipir wanita di penjara tersebut. Bly juga menyisir beberapa klinik kesehatan gratis dan menulis tentang fasilitas apa saja yang disediakan untuk para pasien. Tak berhenti di situ, wartawan pemberani ini pun nekat "membeli" hukum dengan membayar sejumlah uang kepada oknum pemerintahan agar rancangan undang-undang yang diinginkan tidak digolkan. Hasilnya? Bly pun mengumbar identitas oknum yang bisa disuap untuk mengontrol pengambilan suara kepada khalayak lewat tulisannya. Ketahuan, deh.

Serunya, akting Bly tidak terbatas pada peran yang itu-itu saja. Bayangkan, dengan penuh keyakinan ia mengetuk pintu kantor Joseph Pulitzer dan secara gamblang menawarkan diri untuk berpura-pura menjadi orang gila. Bukan sembarang orang gila, Bly berencana untuk menyusup ke sebuah rumah sakit jiwa di Blackwell's Island, Kota New York, demi melihat sendiri bagaimana kondisi fasilitas kesehatan tersebut yang sebenarnya. 

Jangan anggap menyamar jadi orang gila adalah hal yang mudah, ya, soalnya Bly harus pintar-pintar mengelabui para ahli medis agar berhasil terdaftar jadi pasien di sana. Terlebih dengan minimnya pengetahuan terkait kesehatan mental waktu itu, aksi Bly untuk meyakinkan para dokter bahwa dirinya benar-benar gila pastilah menjadi hal yang sangat menantang. Akan tetapi, reporter cerdik ini berhasil lulus "ujian" dan resmi menjadi pasien gangguan jiwa di tempat incarannya. Empat dokter resmi tertipu oleh akting Bly yang sangat memukau.

Benar saja, setelah beberapa hari merasakan sensasi jadi pasien dengan gangguan kejiawaan, Bly keluar dari rumah sakit dan segera melaporkan temuannya yang tidak mengenakkan. Selama dirawat di sana, Bly menceritakan tentang kamar yang dingin, ruangan-ruangan kotor, dan makanan yang anyep dan engga maknyus. Bly juga bilang bahwa perawatnya judes dan kejam karena sering mengurung pasien yang rewel di almari. Walhasil, pemerintah turun tangan untuk melakukan penyelidikan lanjut berkat catatan penyelidikan Bly yang diviralkan koran The World. Dana senilai tiga juta dollar Amerika pun dikucurkan untuk memperbaiki kondisi rumah sakit jiwa tersebut. Siapa sangka budaya "viral dulu baru gerak" sudah dari dulu mengakar.

Ngomong-ngomong soal viral, nama Bly justru jadi sensasi bukan karena akting sebagai orang gila jadi-jadiannya, melainkan karena keberaniannya menjawab tantangan Pulitzer untuk menyaingi rekor Phileas Fogg, tokoh utama novel "Around the World in Eighty Days" yang ditulis oleh Jules Verne. Kalau sekarang, sih, mau keliling dunia gampang-gampang saja karena kita tinggal naik pesawat, tapi bayangkan kalau challenge ini dilakukan pada tahun 1880 silam?

Memang tak ada yang tak mungkin, soalnya Bly tercatat mengelilingi dunia dalam waktu 72 hari, delapan hari lebih cepat dari si tokoh fiksinya Jules Verne. Dengan menenteng tas kecil dan stopwatch, Bly berkelana naik macam-macam moda transportasi, mulai dari kapal dan kereta sampai kuda dan sampan. Perjalanannya direkam oleh surat kabar The World, sampai-sampai jutaan pembaca mengikuti taruhan untuk meramalkan seberapa lama persisnya Bly akan tiba kembali di Amerika.

Dan lagi-lagi, Bly tidak hanya sekedar berpetualang, melainkan turut membagikan pengalamannya dengan pembaca melalui tulisannya. Mulai dari ketemu Jules Verne-nya langsung di Prancis sampai amukan badai tropis yang ia temui di tengah samudra, kisah perjalanan Bly yang begitu penuh warna ditampilkan dalam koran The World sesampainya ia di New York. Tak hanya dapat jatah halaman utama, hampir satu koran berisi tentang petualangan Bly berkeliling dunia. Kedatangannya pun disambut riuh oleh warga New York. Challenge accomplished!

Dari Bly, kita bisa lihat bahwa wanita--sekalipun pada masa di mana budaya patriarki masih melekat kuat--mampu membuktikan kehebatannya. Terlebih dengan kemajuan zaman dan teknologi yang serba canggih seperti sekarang ini, masa, sih, mindset kita masih terpaku pada "wanita tak perlu bercita-cita, toh akhirnya juga masuk dapur juga"? Tak perlu akting jadi orang gila atau bikin challenge keliling dunia di TikTok, dengan terus berkarya dan mengupayakan keinginan terbesar kita untuk terwujud saja sudah jadi hal yang sangat membanggakan. Sebagai wanita, kita juga harus tunjukkan bahwa kita punya suara dan segudang prestasi yang bermanfaat.

So, don't give up on your dreams, Girls!


Source: Encore by William K. Durr, et al.

Post a Comment

6 Comments

  1. sebagai seorang jurnalis media nasional sungguh saya terinspirasi sejak lama oleh beliau
    Geotextile Non Woven Adalah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dedikasinya dalam meliput memang jempolan. Terlebih jadi jurnalis wanita tentu tidak mudah di zamannya. Salut! :D

      Delete
  2. setelah baca sampai selesai jadi inget sebuat film, Escaping the Madhouse. dan ternyata itu kisah nyata nya nelle bly. Kisah yang menarik yang bikin ketar ketir saking tegangnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Serius? Aku malah baru tau kalau ada film adaptasinya, lho! Bakal OTW nonton, nih xD

      Delete
    2. ikut nimbrung. Wah ternyata ada filmnya ya.. Jadi penasaran juga

      Delete
  3. Wah cerita hidupnya Bly menarik banget ya. Apalagi ini tahun jadoel dengan teknologi ga secanggih sekarang. Sungguh hebatnyaaa.. Baca tulisan kakak pun seruuu. Makasih sudah berbagi kisahnya Bly ^^

    ReplyDelete