Desa Budaya dan Keistimewaannya

Foto: instagram.com/kratonjogja/

Sebagai warga Yogyakarta, mendengar istilah desa wisata mungkin sudah bukan menjadi hal yang asing bagi kita, terlebih jika mengingat gencarnya upaya pemerintah setempat untuk memajukan potensi wisata di seluruh penjuru wilayah kota Yogyakarta. Bagaimana dengan desa budaya? Apakah teman-teman pernah mendengarnya?

Desa budaya sendiri merupakan program pemerintah dalam upayanya melestarikan kebudayaan di tingkat desa/kelurahan. Hal ini khususnya merupakan bentuk tindak lanjut dari keistimewaan kota Yogyakarta, karena salah satu imbas dari hal tersebut adalah adanya kepedulian yang tinggi terhadap bidang kebudayaan. Menurut Peraturan Gubernur DIY No. 36 tahun 2014 tentang Desa/Kelurahan Budaya, desa budaya adalah “desa atau kelurahan yang mengaktualisasikan, mengembangkan, dan mengkonservasi kekayaan potensi budaya yang dimilikinya yang tampak pada adat dan tradisi, kesenian, permainan tradisional, bahasa, sastra, aksara, kerajinan, kuliner, pengobatan tradisional, penataan ruang, dan warisan budaya.”

Sama halnya dengan konsep desa wisata, ada usaha-usaha penggalian dan pengoptimalan potensi yang dimiliki tiap-tiap daerah, tetapi menitikberatkan pada bidang kebudayaan dengan cakupan yang sangat luas. Selain itu, desa budaya juga dituntut untuk memajukan kekayaan budaya yang dimiliki daerahnya dengan melakukan aktualisasi dan berbagai usaha yang menunjang pelestarian kebudayaan. Jadi singkatnya, meski memiliki kemiripan konsep dengan desa wisata, desa budaya tidak hanya “berdagang” hasil kebudayannya saja, tetapi juga melakukan berbagai macam cara agar budaya daerahnya bisa terus dipraktikkan dan menjadi bagian dari keseharian masyarakat agar tetap lestari.

Menariknya, dari paparan pergub tersebut, kita jadi tahu bahwa yang dimaksud dengan budaya ternyata tidak hanya yang berkaitan dengan kesenian tradisional, upacara adat, maupun kerajinan tradisional saja, sehingga desa budaya juga mengeksplor bentuk-bentuk budaya yang lain, seperti permainan rakyat, bahasa dan sastra, kuliner dan pengobatan tradisional, peninggalan bersejarah, serta tata ruang yang mengambil prinsip-prinsip kultur setempat.

Di Yogyakarta sendiri, sampai saat ini sudah ada 56 desa budaya yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Di wilayah kecamatan Turi, kabupaten Sleman, misalnya, ada desa budaya Girikerto yang terkenal dengan kirab budaya Ngrowod-nya. Di desa Brosot, kabupaten Kulon Progo, terdapat situs peninggalan berupa beteng pesanggrahan dan prasasti yang masih berkaitan dengan pemerintah Puro Pakualaman. Desa budaya Giripurwo di kabupaten Gunungkidul membentuk sendratari adat Andong Sari yang berasal dari kisah cerita rakyat di desa setempat. Sedangkan di kabupaten Bantul, ada desa budaya Dlingo yang mengangkat upacara pisowanan pamong praja sebagai event tahunan dan ditemukannya petilasan Gunung Pasar sebagai salah satu petilasan yang berkaitan dengan status desa tersebut sebagai bekas wilayah kekuasaan keraton Surakarta. Masih banyak lagi desa budaya yang ada di Yogyakarta dengan segala macam keunikan dan ciri khas budayanya masing-masing.

Post a Comment

1 Comments

  1. Play casino games for free with JAM, PC, MEGA, Rtp
    At JamBase, all players get three spins, with each spin awarding 통영 출장샵 up to 김포 출장마사지 x60 for every spin. Every 군산 출장샵 spin at the 군산 출장안마 casino 평택 출장샵 gives you bonus spins for

    ReplyDelete